A. ARTI, MAKNA DAN HAKIKAT RIDHA
Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap rida harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah.
Kebanyakan manusia merasa sukar atau gelisah ketika menerima keadaan yang menimpa dirinya, seperti kemiskinan, kerugian, kehilangan barang, pangkat, kedudukan, kematian anggota keluarganya, dan lain-lain, kecuali orang yang mempunyai sifat rida terhadap takdir.
Ridha terhadap takdir adalah ridha atau tulus hati menerima apa yang telah ditetapkan dan ditakdirkan oleh Allah terhadap kita. Rida terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari jalan keluarnya.
Tetapi kita tidak boleh juga ridho terhadap ke kufuran dan maksiat karena ridho yang seperti itu juga maksiat.
Setiap takdir yang dibenci hamba dan tidak sesuai dengan kehendaknya, tidak lepas dari dua perkara, yaitu:
1) Itu merupakan hukuman atas dosanya, namun hal ini diibaratkan obat dari suatu penyakit, yang andaikan Allah tidak memberinya obat, tentu dia akan terjerumus ke dalam kebinasaan.
2) Itu bisa menjadi sebab untuk mendapatkan suatu nikmat, yang tidak bisa didapatkan kecuali lewat sesuatu yang dibenci itu. Sebab sesuatu yang dibenci pasti akan berakhir dan tidak berlalu selama lamanya. Sementara nikmat yang muncul setelah itu tidak terputus.
Orang yang memiliki sifat rida tidak mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dilakukannya. Ia tidak menyesal dengan kehidupan yang diberikan Allah swt dan tidak iri hati atas kelebihan yang didapat orang lain karena yakin bahwa semua itu berasal dari Allah swt. Sedangkan kewajibannya adalah berusaha atau berikhtiar dengan kemampuan yang ada.
B. JENIS-JENIS RIDHA
Rosulullah SAW bersabda: yang akan merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha Allah SWT sebagai Tuhannya,Islam menjadi agamanya, dan Muhammad menjadi Rasulnya."
Hadis Nabi saw di atas menegaskan bahwa seorang mukmin yang ingin meraih manisnya iman dan nikmatnya harus memiliki sikap rida terhadap tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1) Ridha menjadikan Allah sebagai Tuhan.
Makna “ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan dicegah-Nya. Inilah syarat untuk mencapai tingkatan ridha kepada-Nya sebagai Rabb secara utuh dan sepenuhnya.
2) Ridha dalam menjadikan Islam sebagai agamanya
Makna “ridha kepada Islam sebagai agama” adalah merasa cukup dengan mengamalkan syariat Islam dan tidak akan berpaling kapada selain Islam atau dengan kata lain patuh kepada hukum, perintah dan larangan agama, sekalipun mungkin bertentangan dengan kehendaknya.
3) Ridha dalam menjadikan Muhammad sebagai utusan Allah
hanya mencukupkan diri dengan mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, serta tidak menginginkan selain petunjuk dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
C. BEBERAPA DALIL TERKAIT RIDHA
1) Allah berfirman, "Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung." (Qs. Al Maidah:119)
2) Rasulullah saw bersabda, " Sekiranya engkau sanggup berbuat dengan ridha disertai keyakinan, maka lakukanlah. Jika engkau tidak sanggup, maka sabar dalam menghadapi sesuatu yang dibenci jiwa, terdapat kebaikan yang banyak." (Hr. Turmuzi)
3) Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap takdir Allah SWT maka takdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahala-Nya, dan mendapatkan siapa tidak ridha terhadap takdir-Nya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan Percaya amalnya”.
4) Ibnu Mas'ud berkata, "Kemiskinan dan kekayaan merupakan dua tunggangan, dan aku tidak peduli mana yang dijadikan tunggangan. Jika miskin, maka di dalamnya ada kesabaran, dan jika kaya, didalamnya ada pengeluaran."
5) Syaiful Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Beliau memohon ridha kepada-Nya setelah qadha. Sebab pada saat itulah akan terlihat hakikat ridha. Sedangkan ridha sebelum ada qadha, hanya sebatas hasrat untuk ridha menerimanya. Ridha itu akan tampak setelah ada qadha."
D. HIKMAH DAN MANFAAT BERSIKAP RIDHA
Manfaat suatu keridhaan yaitu:
1) Dengan ridho umat manusia akan menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan di masa depan dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau.
2) Orang yang berhati ridho atas keputusan-keputusan Allah SWT, hatinya menjadi lapang, dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak/rakus
3) Ridho akan menumbuhkan sikap husnuz zann, terhadap ketentuan-ketentuan Allah, sehingga manusia tetap teguh iman dan amal shalehahnya
4) Dengan ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di tiap satu kesulitan ada dua kemudahan, dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah SWT.
5) Bagian yang diterima kita tergantung dari ridha dan amarah kita. Jika kita ridha terhadap pilihan Allah, maka kita juga akan mendapatkan ridha-Nya, dan jika kita marah terhadap pilihan Allah maka kita juga akan menerima murka-Nya.
6) Jika kita ridha terhadap rezeki yang sedikit, maka Allah ridha terhadap amal kita yang sedikit. Jika kita ridha terhadap Allah dalam semua keadaan, maka kita akan mendapatkan Allah lebih cepat ridha kepada kita.
7) Ridha membebaskan kita dari keresahan, kekhawatiran, kesedihan, kehancuran hati, prasangka yang buruk terhadap Allah; dan akan membukakan pintu surga dunia sebelum surga akhirat.
8) Ridha membukakan pintu keselamatan, sehingga hati kita menjadi selamat dan bersih dari dusta, dengki dan khianat. Tidak ada yang selamat dari adzan Allah kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.
9) Siapa yang hatinya dipenuhi keridhaan kepada takdir, maka Allah memenuhi dadanya dengan kekayaan, rasa aman dan kepuasan.
10) Ridha menjauhkan hasrat dan kerakusan terhadap dunia, yang merupakan pangkal segala kesalahan dan dasar semua bencana.
Penutup
Agar dalam menjalani hidup kita selalu mendapatkan pertolongan Allah maka salah satu sikap yang sang an dianjurkan untuk kita miliki adalah bersikap ridho terhadap segala ketentuan-Nya.
Bila kita bisa bersikap ridha maka ridha kita itu bisa berubah menjadi nikmat dan karunia, beban yang diemban juga semakin ringan dan ada kegembiraan yang dirasakan. Namun jika kita marah, maka beban yang diemban akan terasa semakin berat dan tidak menambah kecuali kesulitan.
Semoga kita diberi anugrah memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah senantiasa ridha kepada Allah, rasul-Nya dan ajarannya...Aamiin..3cx
Sunday, 6 September 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment