Tuesday 11 February 2020

Anugrah yang Berbeda-Beda

Kalau kita amati dengan seksama. Ternyata orang yang lebih kaya, pintar, cakep, sholeh dan hal2 lainnya yang positif daripada kita sangat banyak.

Begitu pula sebaliknya  kalau kita perhatikan dengan seksama ternyata orang yang lebih miskin, bodoh, kurang cakep, kurang sholeh dan hal2 lainnya yang negatif ternyata banyak juga tidak kalah banyaknya dari point di atas.

Hikmahnya dari pengamatan itu adalah bahwa di satu sisi kita jangan sombong karena orang yang diberi anugrah lebih dari kita itu banyak dan di satu sisi lagi kita harus bersyukur karena  kita pun diberi anugrah yang banyak yang melebihi orang lain.

Dan untungnya, islam sangat adil, yaitu kita akan diberi balasan sesuai dengan yang telah dianugrahkan pada kita bukan pada orang lain.

Saya jadi ingat akan sebuah kisah dari seorang ulama yang menceritakan tentang dirinya yang pernah bermimpi bertemu dengan orang2 yang sudah meninggal di suatu pemakaman. Ternyata orang paling mulia dari orang2 yang sudah meninggal itu bukan seorang ulama yang banyak menyebarkan agama tapi ternyata seorang yang mendapatkan cobaan hidup yang berat baik dari segi penyakit maupun kemiskinannya, tapi dia oleh Allah diberi anugrah kesabaran yang luar biasa sehingga derajatnya bisa menyaingi seorang ulama di perkuburan itu yang sangat dikenal luas akan perjuangannya.

Oleh karena itu, janganlah pernah iri/dengki pada anugrah yang Allah berikan pada orang lain karena kita tidak akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang mereka terima.

Yang bisa kita lakukan adalah berusahalah melakukan yang terbaik dari anugrah yang telah diberikan pada kita karena kita akan diminta pertanggungjawaban terhadap anugrah itu.

Sesungguhnya yang membedakan antara satu dengan yang lain hanyalah ketakwaannya, bukan anugrah fisik.

Bila kita diuji menjadi orang kaya maka jadilah orang kaya yang bertakwa. Bila kehidupan kita dicoba dengan  kemiskinan maka jadilah orang miskin yang bertakwa.

Bila kita ditakdirkan jadi orang yang sehat dan kuat jadilah orang sehat san kuat yang bertakwa. Begitu juga jika kita ditentukan menjadi orang yang sering sakit dan lemah maka jadilah orang sakit dan lemah yang bertakwa.

Sesungguhnya siapapun orangnya serta dalam kondisi apapun, maka pada dasarnya dia bisa menjadi orang yang bertaqwa sesuai kondisinya. Dan sesungguhnya orang yang paling mulia diantara manusia adalah orang2 yang paling bertakwa,  dalam kondisi apapun itu.

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

(Gantira, 11 Februari 2020, Bekasi)

No comments: