Segala sesuatu yang sudah disebutkan dalam Al-qur'an dan Hadist shahih itu patut kita yakini kebenarannya, sedangkan ungkapan atau ide manusia itu belum tentu kebenarannya berlaku bagi semua orang walaupun kata2 nya sangat memukau.
Al-quran dan hadist adalah sebuah ketetapan langsung yang sumber utamanya dari yang menciptakan alam semesta ini dan dari utusan-Nya sehingga berlaku bagi semua manusia.
Sedangkan perkataan seseorang sumbernya hanyalah ide pribadinya yang bisa saja hanya sebuah khayalan biasa atau hasil perenungan yang mungkin berlaku hanya bagi dirinya atau beberapa orang saja.
Yang bisa dijadikan patokan untuk lebih di percayai dan diyakini itu adalah sebuah analisa dari hasil pengalaman hidup yang sudah kita lewati. Sedangkan analisa dari hasil pengalaman hidup orang lain itu hanyalah sebagai masukan saja bukan sebagai patokan utama.
Kita harus lebih percaya pada pengalaman hidup kita daripada pengalaman hidup orang lain, karena takdir setiap orang itu berbeda2. Bila orang lain mengerjakan salah satu kegiatan atau usaha bisa mendapatkan kesuksesan besar, sedangkan kita belum tentu akan memperoleh kesuksesan yang sama walaupun apa yang kita lakukan sama persis seperti yang orang lain lakukan.
Adalah suatu perbuatan bodoh bila kita melakukan suatu kegiatan atau usaha ternyata mengalami kegagalan yang berulang2, tapi kita tetap yakin bahwa usaha itu pada akhirnya akan meraih keberhasilan hanya karena melihat orang lain mendapat keberhasilan yang sama pada bidang itu. Sadarilah bahwa bisa jadi takdir kita dengan dia itu berbeda, bisa jadi kita berhasil pada bidang yang lain bukan pada bidang itu.
Umar bin Khatab pernah berkata bahwa jika kita melakukan suatu usaha yang sama secara berulang2 namun selalu gagal, maka cobalah pindah pada bidang yang lain karena bisa jadi bidang itu bukan takdir hidup kita. Seorang yang berakal itu tidak mungkin jatuh berulang2 pada lubang yang sama.
Jadi kesimpulannya adalah bila kita ingin menggapai masa depan yang lebih baik maka jadikanlah Al-qur'an dan hadist sebagai pedoman hidup kita, serta jadikan pengalaman hidup kita sebagai pelajaran untuk kita ambil hikmahnya dalam memperbaiki apa yang telah terjadi.
Sedangkan perkataan dan pengalaman hidup orang lain, jadikanlah hanya sebagai masukan belaka. Dimana bila hal itu cocok dengan hidup kita maka dapat kita pakai, namun bila tidak sesuai dengan hidup kita maka dapat kita abaikan.
(Gantira, 21 Mei 2016, Yogyakarta)
Saturday, 21 May 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment