Dalam membandingkan sesuatu itu perlu adanya kesetaraan terhadap apa yang dibandingkan.
Tidaklah tepat kita membandingkan kebahagiaan duniawi antara orang non islam yang sangat kaya dengan orang mukmin yang miskin, yang tepat itu membandingkan kebahagiaan dunia antara orang non islam yang sangat kaya dengan orang mukmin yang sangat kaya juga. Karena pada dasarnya banyak juga orang mukmin yang sama-sama diberi kekayaan berlimpah.
Begitu juga, baru seimbang jika kita membandingkan menderita mana dunianya antara orang non islam yang sangat miskin dengan orang mukmin yang sangat miskin. Karena pada kenyataannya banyak juga orang non islam yang sangat miskin.
Tidaklah tepat kita membandingkan hasil karya sebuah penemuan teknologi antara orang non islam yang IQ nya tinggi dengan orang mukmin yang IQ nya biasa-biasa saja. Yang lebih tepat itu membandingkan hasil karya dari orang non islam dan orang mukmin yang IQ nya sama-sama tinggi. Karena pada kenyataannya banyak juga orang mukmin yang dianugrahi IQ yang sangat tinggi.
Begitu juga sebaliknya, baru seimbang jika kita membandingkan kinerja orang non islam dan orang mukmin yang sama-sama IQ nya biasa-biasa saja. Karena pada dasarnya banyak juga orang non Islam yang IQ nya biasa-biasa saja.
Tidaklah tepat kita membandingkan kesejahteraan yang dipimpin orang non islam yang adil dan bijaksana dengan orang islam yang dholim dan kasar. Yang lebih tepat itu membandingkan kesejahteraan yang dipimpin oleh orang non muslim dan orang mukmin yang sama-sama adil dan bijaksana. Karena pada kenyataannya banyak juga orang mukmin yang adil dan bijaksana.
Begitu juga sebaliknya, yang seimbang itu membandingkan kesengsaraan yang dipimpin oleh orang non islam dan orang islam yang sama- sama dholim. Karena pada dasarnya banyak juga orang non islam yang dholim.
Jika kita telah membandingkan segala sesuatu dengan setara antara orang non islam dan orang islam yang taat. Maka kita akan sadar bahwa ajaran Islam akan membawa keunggulan yang jauh lebih baik daripada yang mengingkarinya.
(Gantira, 29 September 2015, Bogor)
No comments:
Post a Comment