Thursday, 16 June 2005

Aku Tersenyum

Setelah shalat shubuh aku pulang bersama sahabat pagiku, banyak skali yang kuperbincangkan. Salah satunya mengenai tulisanku. Dia tersenyum padaku dan mengatakan bahwa tulisan yang aku kirim kemailinglist yang ada aku dan dirinya sangat bagus..

Hatikupun tersenyum karena baru pertama kali ini sahabat pagiku menyampaikan rasa sukanya pada tulisanku, lalu kamipun berbincang-bincang agak lama mengenai semua tulisan yang ada di mailinglist saat itu...

Saat aku berpisah dengannya, dari kejauhan sahabat pagiku berucap "Pak Uung tulisannya bagus, kalau bisa tulisannya seperti itu terus..!!!"

Hatiku dan bibirku serentak tersenyum. Senyumannya bukan menunjukkan kebanggaan tapi senyuman yang menunjukkan pemahaman bahwa sesungguhnya selama ini sahabat pagiku tidaklah begitu menyukai tulisanku sebelumnya...

Aku semakin tersenyum dan paham bahwa rasa kenikmatan tiap orang berbeda-beda. Sahabat pagiku bisa merasakan kenikmatan tulisanku pada saat tulisanku seperti itu. Setelah aku perhatikan lebih teliti lagi ternyata tulisanku hanya beberapa baris saja, sedang yang lainnya aku ambil dari Kitab Suci....

Terima kasih sahabat pagiku, dirimu telah menyadarkanku bahwa manusia mempunyai daya tarik yang berbeda-beda, tidak ada daya tarik yang mutlak buat yang namanya manusia...

Setelah aku ingat lagi peristiwa dipagi ini, aku makin tersenyum....
(-Gantira-Wollongon Australia)

No comments: