Friday 30 December 2016

"Pembuktian Diri"

Banyak orang yang bertekad untuk membuktikan siapa dirinya nanti pada orang lain.

Sehingga banyak diantara mereka yang belajar keras untuk membuktikan bahwa dirinya tidak sebodoh yang dibayangkan orang lain.

Ada juga diantara mereka yang bekerja keras untuk membuktikan bahwa dirinya bisa juga menjadi kaya raya atau menjadi pejabat yang disegani orang lain.

Atau bahkan ada juga orang yang berusaha menguruskan badannya serta merawat wajahnya untuk membuktikan bahwa dirinya tidak seburuk yang dibayangkan orang lain.

Dalam proses perjalanan waktu, diantara mereka ada yang benar2 bisa membuktikan dirinya bahwa dia seperti yang dia tekadkan. Namun diantara mereka juga ada yang tidak bisa membuktikannya, baik itu karena tekadnya mengendur atau memang karena takdir sudah menentukan mereka seperti itu walaupun sekeras apapun mereka merubah keadaan.

Bila apa yang mereka tekadkan terbukti, hasilnya banyak diantara mereka yang menjadi sombong dengan mengatakan bahwa semua yang dirasakan saat ini adalah semata2 hasil kerja kerasnya; yang sekaligus  menjadi seorang yang merendahkan orang lain yang menurut pandangannya sebagai seorang pemalas. Sifatnya  berubah menjadi sifat seseorang yang dulu menghinanya.

Atau sebaliknya bila yang ditekadkannya tidak juga terbukti pada dirinya, dia menjadi seorang yang berputus asa serta merasa diri lebih rendah daripada orang lain. Disamping itu, dia akan lebih cenderung menyalahkan takdir yang menimpa dirinya.

Oleh karena itu, sadarilah bahwa bila pembuktian itu diniatkan hanya untuk dunia maka yang kita rasakan akan cepat sirna pula. Bila seandainya sudah belajar atau bekerja keras selama berpuluh2 tahun lalu menjadi orang yang kita tekadkan seperti menjadi kaya, pejabat atau berparas menawan. Maka hal itu hanya bisa dinikmati maksimal sampai usia kita 100 tahun. Setelah itu sirna tanpa bekas.

Berbeda bila pembuktian itu diniatkan untuk akhirat kelak, maka yang akan kita rasakan abadi selamanya dengan usia kita tetap muda sekitar usia 33 tahun. Bila ini yang kita tekadkan, maka kita akan benar2 puas, lalu menyatakan bahwa inilah hasil kerja kerasku ketika di dunia yang fana itu. Dan sekarang bisa terbukti hasilnya abadi selama2nya.

Ingatlah beberapa firman-Nya yang menyatakan situasi para penduduk surga dalam membuktikan pada orang2 yang dulu saat di dunia sering memperolok2nya:

"Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan" (Yasin 55-56)


"Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.

Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman, yang berkata: “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?

 Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?” Berkata pulalah ia: “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”

 Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka)."
 (As shaffat 50-57))


"Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim." (7: 44)

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya)". (7: 46)

"Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". (7: 47)

"Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu". (7: 48)

Jadi, mari mulai sekarang kita buktikan bahwa semua yang kita lakukan semata2 karena Allah, karena mengharapkan ridho-Nya.

Saat kondisi kita miskin, mari kita buktikan bahwa kita masih bisa menjadi seorang pemurah. Dan bila kita diberi limpahan rizqi maka kita buktikan lagi bahwa kita akan menjadi jauh lebih pemurah lagi.

Saat kita dalam kondisi lemah dan sakit, mari kita buktikan bahwa kita masih bisa bersabar sekaligus bersyukur. Dan bila kita diberi kekuatan dan kesehatan, kita akan lebih membuktikan bahwa kita akan jauh lebih bersyukur lagi.

Saat kita dalam kondisi rakyat biasa, mari kita buktikan bahwa kita senantiasa membantu kepada sesama kaum yang lemah. Dan bila kita diberi wewenang kekuasaan, mari kita buktikan lagi bahwa kita akan jauh lebih membantu orang2 yang lemah yang menjadi tanggung jawab kita.

Akhir dari pembuktian ini, kita berharap dan berdoa agar bisa dibuktikan dengan ucapan lafazh tauhid pada akhir napas kita. Hingga pada puncaknya kita akan membuktikan mengenai janji Allah itu benar, bahwa Surga dan kenikmatan abadi akan Allah limpahkan pada orang2 yang senantiasa taat kepada-Nya.

Semoga kita semua termasuk orang2 yang memiliki tekad untuk membuktikan bahwa janji Allah itu benar, dan kita termasuk golongan orang2 yang husnul khatimah, orang2 yang mendapatkan anugrah kenikmatan dari-Nya..Aamiin..aamiin..aamiin ya robbal alamin.

(Gantira, 31 Desember 2016, Bogor)

No comments: