Tuesday 19 April 2016

"Menjadi Sebaik-baik Manusia"

Ada dua hal yang akan membuat manusia menjadi manusia terbaik, yaitu

1. Berusahalah menjadi dirinya sendiri

Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap manusia itu diciptakan dengan sebaik2nya.  Sebagaimana yang ada dalam salah satu ayat-Nya:

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin [95] : 4)

Oleh karena itu, ridholah terhadap takdir-Nya yang sudah ditetapkan bagi kita. Lalu berusahalah gali apa yang sudah diciptakan untuk kita dan optimalkanlah, niscaya kita akan menjadi orang yang terbaik di lingkungan kita, di masyarakat kita bahkan di dunia ini sesuai potensi yang kita miliki.

Jadi kuranglah tepat jika kita memaksakan diri untuk menjadi orang lain, padahal setiap orang terlahir berbeda sebagaimana setiap sidik jari setiap orang yang ada di dunia ini tidaklah sama. Namun perbedaan ini bukanlah berarti bahwa satu sama lain untuk saling merendahkan. Perbedaan ini terjadi karena agar adanya saling bantu membantu antara satu dengan yang lain sehingga setiap orang dapat menjadi manusia terunggul di bidangnya masing2.

Bila setiap orang telah ridha terhadap dirinya sendiri serta mengoptimalkan apa yang sudah menjadi apa yang dimilikinya. Kemungkinan besar hidupnya di dunia akan mengalami ketenangan, dia akan jauh dari sifat iri dan dengki pada orang lain juga akan jauh dari sifat sombong karena dia yakin bahwa dirinya telah di anugrahi sebuah kelebihan sebagaimana orang lain pun telah dianugerahi kelebihan yang berbeda2.

Manusia itu sebagaimana tanah yang merupakan bahan asal pembuatan manusia itu sendiri, dimana pada setiap tanah memiliki keunggulan tersendiri yang satu tempat berbeda2 dengan tempat yang lain. Ada tanah yang cocok untuk ditanami sayuran, ada tanah yang cocok ditanami padi-padian, ada tanah yang cocok ditanami dengan buah2an dan banyak lagi jenis tanah yang berbeda2 dan keunggulannya pun berbeda2 pula.

Bila seseorang sudah mengenal dirinya dan mengoptimalkan apa yang menjadi kelebihannya, maka dunia dia akan nampak menakjubkan bagi orang lain. Jadi berusahalah mengenal diri kita, apa yang cocok buat hidup kita dan jangan memaksakan diri agar sama dengan orang lain yang bisa jadi potensi nya berbeda.

2. Berusahalah menjadi manusia yang paling taat kepada Allah

Sesungguhnya tujuan utama diciptakan manusia ke dunia ini bukanlah semata2 untuk dunia itu sendiri, tapi yang paling utama adalah untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya,

“ Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku ”. (QS. Adz Dzariyat: 56).


Serta kemuliaan yang ada pada manusia itu bukanlah semata2 karena kekayaannya, kecerdasan, jabatannya atau kesempurnaan tubuhnya atau kelebihan lainnya.  Karena semua itu hanyalah titipan belaka yang mana satu dengan yang lain dititipi hal yang berbeda2. Sesungguhnya kemuliaan seseorang itu diindikasikan dengan ketakwaannya, siapa yang paling takwa dan taat pada perintah Allah maka dialah yang paling mulia, sebagaimana dalam salah satu ayat-Nya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." ( Qs. Al-Hujurat:13)

Jadi ketakwaan inilah yang bisa dijadikan indikator dalam perlombaan siapa yang paling mulia diantara seluruh manusia di dunia ini. Antara seorang yang miskin  bisa berlomba dengan orang kaya dalam ketakwaan, begitu juga antara rakyat biasa dan pejabat atau antara orang yang biasa2 dengan orang yang memiliki tubuh sempurna atau antara siapapun yang memiliki keunggulan yang berbeda2.

“Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs.Al-Baqarah: 148)

Sadarilah bahwa akhir kehidupan manusia itu bukanlah hidup di dunia yang fana ini, tapi akhir kehidupan manusia itu adalah kekekalan abadi di akhirat kelak apakah abadi di surga-Nya atau abadi di neraka-Nya.

Semoga kita, pasangan hidup kita serta keturunan kita dianugrahi hidayah oleh-Nya sehingga termasuk golongan orang2 yang bertakwa hingga akhirnya dianugerahi hidup di dalam kebahagiaan abadi kelak, aamiin..3x

(Gantira, 20 April 2016, Bogor)